MANILA, FILIPINA (6 Desember 2023) — Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman sebesar $250 juta, termasuk $10 juta dari Dana Perwalian United Kingdom–ASEAN Catalytic Green Finance Facility (UK-AGCF) untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan banjir di Indonesia. Proyek Penanggulangan Banjir di Jawa Bagian Utara akan mengurangi risiko banjir di daerah pesisir utara Pulau Jawa dan memperkuat ketangguhan sosioekonomi masyarakat lokal.
Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan aset di daerah dataran rendah menyebabkan Indonesia, dan terutama daerah pesisir utara Pulau Jawa—koridor ekonomi yang strategis—sangat rentan terhadap banjir dan perubahan iklim.
Melalui proyek ini, ADB bertujuan mengoperasionalkan penanggulangan risiko banjir di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Cisanggarung (CimanCis) di Jawa Barat dan Seluna, Jawa Tengah. Proyek ini akan membantu mengurangi risiko banjir terhadap 485.000 penduduk, dimana 200.000 di antaranya miskin dan rentan, serta kerusakan terhadap tanaman panen dan berbagai aset. Proyek ini juga akan membantu mengurangi paparan pusat-pusat perekonomian terhadap risiko banjir dan gangguan lalu lintas di jalan raya utama yang menghubungkan Jakarta dengan Jawa Timur, sehingga pada akhirnya akan bermanfaat bagi perekonomian lokal dan nasional.
“Banjir mengganggu kegiatan ekonomi, memperparah ketimpangan ekonomi, dan berdampak tidak sepadan terhadap masyarakat rentan, termasuk perempuan,” kata Jiro Tominaga, Direktur ADB untuk Indonesia. “ADB tetap berkomitmen memperkuat kapasitas Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim dengan cara yang sensitif terhadap gender.”
Proyek ini ditujukan untuk membantu pemerintah lokal dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip penanggulangan risiko banjir ke dalam rencananya dan meningkatkan ketangguhan iklim pada infrastruktur perlindungan banjir. Proyek tersebut akan memperkenalkan teknologi dan sistem canggih, teknologi berbasis satelit, sensor hidrometeorologi, serta prakiraan banjir dan sistem peringatan dini agar dapat lebih baik memprediksi dan memantau risiko banjir. Selain itu, proyek ini juga akan berfokus pada pemberdayaan perempuan dengan memperkuat keterampilan mereka dalam mengoperasikan sistem tersebut dan mendorong keterlibatan aktif perempuan dalam perencanaan penanggulangan risiko banjir.
Proyek ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024: (i) memperkuat infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi dan layanan dasar, serta (ii) meningkatkan ketangguhan terhadap bencana. Proyek tersebut akan mendukung pelaksanaan kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC/nationally determined contribution) yang telah diperbarui. Proyek ini juga selaras dengan Jalur 3 (memperkuat ketangguhan) dari strategi kemitraan negara ADB—dokumen yang menjabarkan strategi dan prioritas ADB untuk Indonesia 2020–2024.
UK-ACGF memberikan pinjaman berbunga lunak guna mendukung negara berkembang anggota ADB di Asia Tenggara agar dapat bertransisi ke jalur pembangunan yang rendah karbon dan tangguh iklim. UK-ACGF adalah dana perwalian yang didirikan pada Maret 2023 di bawah AGCF, sebuah fasilitas pada Dana Infrastruktur ASEAN (AIF/ASEAN Infrastructure Fund).
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota—49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.